Ni Wayan Tantri

Selamat Datang Jgn Lupa Comment Terimakasih Kunjungannya

Selasa, 30 April 2019

Minum Kopi Melawan Kanker Kulit

Sudah Tahukah Kamu Minum Kopi Mampu Melawan Kanker Kulit? 

Penulis: Ni wayan tantri. 

https://kliniktantri.blogspot.comhttps://kliniktantri.blogspot.com

Medical Check Up — Dulu, kopi lebih dikenal sebagai minuman pagi hari untuk menyegarkan tubuh setelah bangun tidur dan minuman santai di sore hari. Di zaman urban saat ini, kopi dikenal sebagai minumannya para pekerja aktif. Minuman kopi sudah menjadi menu wajib saat bekerja dan tidak bisa ditinggalkan
Well, kabar baik untuk kita para coffee addict. Kita yang mengonsumsi minuman kopi empat cangkir sehari atau lebih, dapat terlindung dari paparan jahat sinar UV. Artinya, para penikmat kopi memiliki resiko rendah terserang kanker kulit. Bagaimana bisa?
Kafein yang terkandung di dalam kopi, selain bermanfaat sebagai penghilang rasa kantuk dan bisa menyegarkan tubuh dan pikiran, pun bermanfaat untuk menekan sel-sel tubuh yang berpotensi menjadi kanker saat terkena matahari. Lainnya, zat yang terkandung di dalam kopi dapat menangkis stress oksidatif pada kulit. Ini adalah kondisi dimana kulit tubuh mengalami stress akibat terlalu banyak terpapar sinar UV, seperti kulit memerah, muncul bintik-bintik hitam, terbakar, mencegah kerusakan DNA, bahkan melawan aging!


Hmm, jika sudah tahu manfaat emas dari minuman kopi ini, ketika ditawarkan minuman kopi yang terbuat dari biji kopi berkualitas, masih mampu untuk menolak? Atau tetap memilih untuk membeli kopi dengan harga ekonomis?


Senin, 22 April 2019

Kisah Santri di At taufiq



Pengalaman Seru yang Hanya Dialami Para Santri di Pesantren Pinggiran


Postingan ini saya publikasikan berdasarkan apa yang saya lihat selama saya berada di Ponpes At taufiq Kp. Galian sasak 05, Sukakerta, Sukawangi. 


YAYASAN AT TAUFIQ — Mendengar kata pondok mungkin sebagian orang bakal langsung gatal-gatal sambil memegang perutnya. Pasalnya pondok selalu identik dengan lingkungan tak bersih yang bikin gatal-gatal dan juga harus hidup prihatin dengan segala keterbatasan. Sebenarnya nggak gitu juga kok menurut saya. Ada banyak pondok pesantren modern yang bahkan lebih nyaman dari rumah sendiri. Gontor, Tebuireng, Langitan, itu adalah beberapa contoh yang paling terkenal.

Tapi, nggak semua orang mampu mondok di tempat-tempat tersebut. Sehingga solusinya adalah memilih pesantren yang standar/biasa-biasa yang tak terlalu mewah yang ada di pinggiran kota atau kalau perlu sampai ke gunung-gunung. Nggak masalah, toh ilmu yang bakal didapatkan juga sama. Bahkan ketika mondok di daerah pinggiran, kita bakal mengalami segudang pengalaman seru yang susah ditemukan di pesantren tengah kota yang modern.

Lalu keseruan apa saja yang hanya didapatkan anak-anak pesantren pinggiran itu? Simak ulasan serunya berikut.


  

1. Kucing-kucingan Saat Pergi Ke Luar

Hidup di pondok pesantren memang harus siap mematuhi segala peraturannya. Terutama aturan soal pergi ke luar lingkungan pesantren. Tapi, namanya anak muda yang masih labil, kadang masih nekat juga pergi keluar, walaupun sebenarnya alasannya sangat sepele. Entah nonton bola di kampung sebelah, atau sekedar ngopi. Nah, karena ini berbenturan dengan peraturan, maka anak pondok pun harus melakukannya dengan sembunyi-sembunyi.

Lucu sih pengalaman kucing-kucingan sama ustad. Sama seperti film Mohabattein di mana tiga siswa nakal itu keluar sekolah. Bedanya cuma di pesantren nggak ada gerbang setinggi itu. Merupakan kepuasan tersendiri kalau bisa keluar pondok dan nggak ketahuan. Tapi, siap-siap kena hukuman ketika ustad sudah menunggu di depan dan memergoki aksi para santri.


2. Cari Gebetan Masih Pakai Surat-suratan

Meskipun labelnya anak pesantren, tapi soal cinta mereka juga sama. Anak pesantren biasanya jatuh hati kepada para santriwati, tapi berhubung ini adalah lingkungan pondok, sudah jelas ada larangan khalwat alias campur baur. Di pesantren santri juga nggak boleh memegang handphone. Lalu gimana caranya mengungkapkan isi hati? Yup, pakai surat tentu saja. Hahaaa

Unik sih percintaan di pesantren ini, meskipun nggak ekstrem seperti yang ada di sinetron pesantren-pesantren itu. Nah, soal surat menyurat tadi, memang jadi kebiasaan anak pesantren cowok dan cewek untuk berkomunikasi. Lucunya, adalah ketika surat-surat ini diketahui ustad. Kadang si ustad inilah justru yang membalas surat dari si pria atau wanita yang isinya biasanya ajakan nikah. Wkwkwk lucu juga



3. Digundul Bila Ketahuan Melakukan Kesalahan

Hukuman cambuk yang diberlakukan di salah satu pesantren pinggiran Jombang beberapa tahun lalu, dikecam banyak pihak karena dinilai berlebihan. Jarang sekali pesantren memberlakukan hukuman yang menyiksa seperti itu. Paling alternatifnya hanya dua, disuruh membersihkan pondok atau digundul.

Nah, soal digundul ini memang sudah jadi hukuman yang paling populer di sana. Kabur dari pesantren digundul, ketahuan berduaan dengan santriwati alias pacaran digundul, merokok digundul dan sebagainya. Lucunya, kadang digundulnya nggak bagus, satunya dibiarin agak panjang tapi satunya pendek banget (super tipis)


4. Hantu di Pondok Sudah Seperti  Teman 

Hal yang cukup membingungkan soal pondok adalah kenapa tempat seperti ini banyak banget hantunya. Padahal di dalamnya dipakai untuk mengaji, sholat malam dan sebagainya. Sudah banyak cerita-cerita tentang hantu yang dialami oleh anak pesantren. Terlalu sering sampai akhirnya mereka nggak takut lagi.

Ketemu kuntil anak dan pocong di kamar mandi pun nggak bakal takut. Yang ada malah inspeksi, “Ini pocong yang di pohon bambu deket pondok kebon belakang nih, ngapain lo di sini.” Si pocong pun berwajah datar gara-gara mendapatkan perlakukan yang nggak pernah diduganya. Kadang anak pesantren ketakutan sih dengan yang namanya hantu. Tapi, setelah lewat tahun-tahun pertama, mereka sudah bagaikan teman.


5. Ketinggalan Zaman

Namanya juga pesantren pinggiran, ada fasilitas untuk tinggal dan belajar ilmu sudah alhamdulilah. Nggak perlu minta yang aneh-aneh. Karena neriman(nrimo/legowo) kalau kata orang Jawa, maka anak pesantren biasanya nggak sadar kalau mereka ketinggalan zaman.

Kita sudah uninstall flappy bird, mereka masih berkutat dengan space impact, snake, bounce dan sebagainya. Seperti itu sih perumpamaannya. Tapi, meskipun begitu setidaknya mereka masih lugu dan nggak tercemar dengan hal-hal negatif dari handphone.


6. Ngerjain Senior Dengan Cara Lucu

Senioritas di pesantren sangat tinggi lho, kalau nggak percaya tanya saja kepada anak-anak pesantren. Fenomena ini pun juga terjadi di pesantren pinggiran. Namanya juga senior, kadang mereka berlaku nggak baik kepada adik-adiknya. Tapi, nggak sampai bullying atau menyiksa secara fisik sih. Biasanya hanya main suruh-suruh saja. Entah belikan ini itu ke warung, atau sekedar ambilkan makan malam sekaligus minumnya.

Tapi, kesel juga sih si santri junior kalau disuruh-suruhterus, maka kemudian para junior pun mengerjai kakak tingkat dengan cara yang cerdas. Misalnya, ganti air minum dengan air kamar mandi, wahahaa 😅 atau mungkin mencampurkan sesuatu dimakanan senior. Gitu-gitu sih, dan ini fakta.   😆

Beginilah kehidupan pesantren pinggiran yang unik dan jadi kenangan asyik bagi yang pernah melewatinya. Ya, meskipun labelnya pinggiran tapi soal khazanah keilmuan mereka nggak kalah. Kadang dai dan kyai besar umumnya ya lulusan dari pesantren yang ada di gunung-gunung.

Minggu, 21 April 2019

Para Santri Kocak

Perilaku Kocak Santri yang Bikin Anda Ngakak


  Saya menulis ini terinspirasi oleh cerita dari seorang santri terkocak (Anggit alias Puyol)

Di Ponpes At taufiq (Kp.  Galian Sasak) – Pesantren selalu memiliki sisi unik yang tidak dimiliki lembaga pendidikan lain. Selain menjadi tempat belajar, pada umumnya lingkungan pesantren membina santri untuk prihatin dalam kehidupan sehari-hari dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
Para pejuang dan pahlawan nasional pun banyak berasal dari kalangan santri. Sebut saja, K.H. Hasyim Asy’ari, K.H. Ahmad Dahlan, dan lain sebagainya. Sehingga wajar saja bila Presiden Joko Widodo meresmikan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
Di balik itu semua, ternyata santri memilik perilaku dan banyolan-banyolan kocak yang mungkin dapat membuat Anda tertawa terkencing-kencing. Bagi Anda yang pernah nyantri, mungkin ini menjadi sebuah nostalgia mengenang kelakuan-kelakuan kocak Anda atau teman Anda di pesantren dulu.

Makan Bareng Seperti Foto di Atas Hanya Ada di Pesantren

Foto by: Puyol & Toriq

1.  Antrian Mandi, Makan, dan Variasi Istilahnya

Fenomena mengantri dalam kehidupan santri sudah biasa. Terkadang santri banyak dan fasilitas kamar mandi yang sangat minim, membuat mereka menunggu bagai mengantri sembako. Nah, dari antrian ini, biasanya muncul istilah khas santri yang dikenal sesama mereka.
Di antaranya istilah ba’daki artinya saya antri habis kamu, ngetag artinya saya daftar kamar mandi terlebih dahulu misalnya hahaa..  dan masih banyak contoh lainnya. Istilah-istilah ini menghasilkan fenomena kebahasaan tersendiri di kalangan santri. Tapi istilah itu semua kalah menarik dengan mengantri sebelum maghrib sampai habis maghrib dan sambil nabokin nyamuk...


Foto santri konyol Si Puyol 

2. Santri nDablek saat Dibangunkan Tidur

Santri itu cerdik. Kecerdikannya digunakan untuk mengelabui pengurus pesantren yang membangunkan tidur menjelang subuh. Mereka ada yang ngumpet di dalam lemari saat dibangunkan jelang subuh. Seperti si Puyol sering sembunyi  di mimbar.. di bawah tower air di kelas. 
Selain itu, ada juga model santri seperti Puyol yang ndablek saat dibangunkan subuh. Bahkan, sampai diciprati air berkali-kali tetap tidak bangun-bangun. Kalo sudah diguyur dengan segayung air, baru tuh bangun. Dasar santri ndablek. Hahaa


3. Tidurnya Seperti Ikan Pindang Dijemur

Karena sudah biasa prihatin, santri putra maupun putri tidur di mana pun tidak menjadi masalah. Tidur tanpa bantal tebal, guling besar, dan kasur empuk sudah menjadi kebiasaan santri.
Santri sudah terbiasa tidur hanya beralaskan tikar dan berbantal tangan. Ini salah satu kebiasan prihatin yang dilakukan santri. Mungkin bagi Anda yang belum pernah nyantri, perilaku tersebut aneh dan tidak wajar. Tapi itulah kenyataannya.
Saking tidak pernah memikirkan kasur, bantar, dan guling, mereka tidur ya sekenanya saja. Bahkan, kalau Anda mengunjungi pesantren saat waktu tidur santri, pasti Anda akan menemukan fenomena ikan pindang dijemur.


4. Ngaji Sambil Tertidur

Aktivitas santri terbilang sangat padat. Sebelum subuh, mereka harus bangun salat tahajud, menghafal Alquran atau nazam, wirid, mutalaah pelajaran-pelajaran yang telah lewat dan lain sebagainya. Setelah itu, mereka salat berjamaah saat azan Subuh telah dikumandangkan.
Hingga malam hari, kegiatan santri berkutat antara ngaji, salat, makan, dan berjmaah. Dalam keadaan lelah pun, mereka tetap memaksakan diri untuk tetap mengaji. Saking lelahnya, ngajinya pun sambil ngantuk denglat-denglutkepalanya, bahkan ada juga yang tertidur lelap.
Terkadang, ada juga temannya yang menjaili santri yang ngantuk tersebut dengan memasukkan garam ke mulutnya. Hehee.



5. Santri Cowok Jarang Pake Daleman

Mungkin tingkah laku yang satu ini agak “porno” sedikit. Jadi, kebanyakan santri putra kalau ke mana-mana itu tidak suka pakai ‘sabuk pengaman’ alias celana dalam (CD). Menurut sebagian santri putra, memakai sarung tanpa CD adalah ciri khas dan simbol kesantrian sejati.


Selain terkena seriwing-seriwing  tiupan angin dari bawah, tidak menggunakan mister CD terasa nyaman bagi mereka. Bahkan, ada santri pergi ke mal yang gak ragu dan malu tanpa si “dia” itu. Jangan ditiru ya santri yang kayak gini. Hehehe..




Puyoollll..Makasih atas sharing cerita pengalaman nyantrimu.  Hingga saya dapat menulis artikel ini.

Foto-foto para calon Kiyai 👇

Santri: Adi (banten)

Zaky (AGS)
Zaky&Yahya