Rabu, 12 Juni 2024

WAJIB TAHU! Waspada Saat Terkena DBD




By: Ni Wayan Tantri 
Tidak Hanya Kurang Trombosit! Darah yang Kental Juga Bisa Bahayakan Pasien DBD

Saat terkena demam berdarah dengue (DBD), pasien umumnya hanya fokus bertanya pada trombosit. Padahal isu kekentalan darah juga sangat penting untuk diketahui. Penurunan trombosit dan darah yang kental bisa sama-sama membahayakan pasien demam berdarah.

"Untuk mencegah kematian, tanya kekentalan darahnya juga yaa... Darah yang kental itu berbahaya, bukan (hanya) trombosit. Saran saya! Setiap menjenguk pasien, tanyakan hematokritnya (kekentalan darah) berapa. Ini mudah sekali diperiksa lho,"

Lalu, kapan kekentalan darah itu terjadi? "Pada hari ke 4 (demam). Jika darah kental ya diberi cairan infus. Sederhana kok pengobatannya," 

Dengan semakin kentalnya darah, maka organ vital akan terganggu, misalnya kinerja otak, ginjal dan jantung. Jika ginjal tidak mendapatkan darah, maka buang air kecil menjadi berkurang / jarang. Sedangkan jika jantung dan otak yang tak dapat suplay darah, maka penderita akan mengigau, tak bisa diajak komunikasi dengan jelas & baik, hingga akan terjadi shock.

"Banyak kematian pasien DBD terjadi karena shock (terjadi pada hari ke 4-5 demam) karena kekentalan darahnya (tinggi). Bukan (sekadar) kurangnya trombosit saja! ," 

Baca juga: Wajib tahu! Ini bahaya kerokan

Trombosit memang akan berkurang pada hari ke-4 hingga hari ke-6 demam. Nantinya pada hari ke-7 demam trombosit akan naik. Kondisi yang paling membahayakan adalah jika kekentalan darah pasien meningkat signifikan.

Kekentalan darah masing-masing orang / pasien akan selalu berbeda. Idealnya pasien diperiksa sebanyak dua kali dalam sehari untuk melihat kekentalan darahnya. "Semakin naik, berarti mengental. Kenaikkannya bahaya jika sampai 20 persen, 

Namun yang pertama harus diperhatikan dari pasien DBD, di hari ke-4 demam, harus sudah diketahui apakah yang bersangkutan mengalami demam berdarah atau bukan. "Ini penting karena kematian bisa terjadi di hari ke-5, 6, 7. Meninggal saat demam di hari ke-4 tidak pernah ada," 





Yang sangat perlu diingat soal penggunaan obat penurun panas. Obat penurun panas yang aman diberikan hanya paracetamol. "Ibuprofen dan salisilat sangat dilarang oleh WHO karena akan merusak kelangsungan fungsi hati, dan menyebabkan mual, muntah, serta pendarahan usus," Hal tersebut akan sangat membahayakan pasien jadi, setiap kita memberikan atau meminumkan obat pada pasien perlu kita ketahui dahulu jenis obat turun panas yang hendak dikonsumsi. 



Selain itu, yang harus diperhatikan pada pasien demam berdarah yaitu jangan sampai terjadi shock. Dengan diberikannya cairan, shock akan teratasi. Namun jika kondisi shock terjadi terlalu lama akan menimbulkan pendarahan usus dan buang air besar darah bahkan batuk darah atau muntah berdarah. "Bila sudah terjadi Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) yang seperti itu harus segera diberi trombosit dan Fresh Frozzen Plasma (FFP)," .

Yang membuat pasien tak tertolong selain penanganan yang terlambat, yakni rumah sakit tidak siap dengan FFP dan trombosit. Sehingga dia (pihak dokter rumah sakit terkait) akan menyarankan agar pasien dirawat di rumah sakit yang siap dengan segala fasilitas dan obat-obatan yang diperlukan.

Dalam artiannya "Harus di rumah sakit yang lengkap," !! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar