Ni Wayan Tantri

Selamat Datang Jgn Lupa Comment Terimakasih Kunjungannya

Senin, 13 Agustus 2018

Penyebab Orang Menjadi LGBT 

Gay & Lesbian Bukan Penyakit Tetapi Karena Sudah Dibiasakan

By, Ni wayan tantri.

Medical Check Up  -  Lesbian, gay, biseksual, transeksual merupakan orang-orang yang terlalu fokus pada masalah seks. Seperti yang dikatakan peatah, “apa isi hatimu maka itulah sikapmu, apa isi pikiranmu maka seperti itulah responmu”. Bila otak kita seharian terpapar dengan konten pornografi sampai-sampai adegan mesum itu dibayang-bayangkan terjadi pada diri ini dengan seseorang yang disukai bahkan sampai dibawa dalam mimpi selama berhari-hari. Yakin sama jikalau otaknya saja sudah mesum maka perkataan dan perbuatannya juga cenderung porno.

•  Pikiran kotor (mesum) adalah awal dari semua bencana ini

Pikiran yang telah dipenuhi oleh aksi-aksi mesum sama saja dengan mengubah tujuan hidup anda. Jika pada awalnya tujuan hidup untuk belajar atau bekerja demi kebaikan mereka yang dekat dihati/ mereka yang kita cintai, meraih masa depan yang lebih baik, mencapai Surga yang kekal. Semua tujuan baik ini akan berubah haluan menjadi keinginan cabul kepada seseorang. Ketika orang yang ditargetkannya gagal dimiliki maka timbullah rasa kecewa. Kepahitan akibat kekecewaan yang muncul membuatnya merasa tidak ada lagi arti hidup ini. Sehingga mulai muncullah pemikiran “tidak ada akar, rotanpun jadilah”. Akhirnya terjerumus dalam dosa gay, lesbian bahkan menjadi pedofil juga.

Hidup kita terputus-putus oleh ruang dan waktu: ada yang bekerja di rumah, pekerja kebun, pekerja kantoran, pekerjaan dipertokoan, pekerja pabrik, pelaut, penerbang dan lain sebagainya. Ada yang waktunya dihabiskan untuk menggerakkan tangan, kaki, bibir bahkan ada juga yang hanya otaknya saja yang bekerja memberi manfaat. Dibalik semua perbedaan ruang dan waktu itu jangan biarkan kebiasaan baik dalam dirimu seperti kunang-kunang melainkan teruslah bersinar memancarkan kualitas yang benar.

Jagalah fokus pikiranmu, baik saat di kamar, di rumah, di pasar, di tempat umum (publik space/ ruang publik) di sekolah, di kampus, di tempat kerja dan tempat-tempat lainnya. Bila anda mampu konsisten menjaga pikiran tetap bersih dari kelaliman dan hawa nafsu duniawi maka selama itu juga sikap kita dijauhkan dari hal-hal tidak senonoh/ tidak sepantasnya/ tidak manusiawi. Dimana ada fokusmu maka ke sanalah hidupmu tertuju sebab itu menjaga pikiran sama dengan menjaga sikap.

•  Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik

Satu hal lagi yang sangat berpengaruh pada kepribadian seseorang, yaitu pergaulannya dengan orang lain. Kemanakah anda terbiasa bersosialisasi? Sadarilah bahwa poin penting yang terjadi dalam proses persahabatan adalah “pertukaran informasi”. Bila anda berhubungan dengan orang yang tidak baik maka secara tidak langsung pikiran terus terpapar oleh informasi yang tidak baik pula. Jika anda terus menerus hidup bergaul dengan kaum gay, lesbian, biseksual dan transgender lainnya maka tanpa disadari mereka akan mendoktrin sembari menanamkan berbagai-bagai macam pemahaman yang salah tentang kehidupan. Oleh sebab itu, jangan jauhi orangnya melainkan waspadalah dengan doktrin homosekual yang mereka sampaikan. Pegang teguh prinsip kehidupan yang diyakini agar tidak mudah terpengaruh oleh paham yang salah.

•  Karena ingin diakui oleh orang lain

Hawa nafsu manusia akan pengakuan juga sangat mempengaruhi kepribadian masing-masing. Mereka yang rindu untuk diakui cenderung terjebak dalam hasrat yang sesat itu. Beberapa orang justru terbius oleh fatamorgana pengakuan dari orang lain bahkan sampai membuatnya menggila lalu menempuh cara-cara yang salah untuk memenuhinya. Jika suasana hati seseorang begitu mendambakan hal semacam ini maka ada kecenderungan juga sikawan ini memang tergila-gila untuk dipuji dan dipopulerkan. Hawa nafsu berlebihan yang terlalu dipaksakan beresiko menggiring seseorang kepada perbuatan menyimpang.

Kejadiannya bisa juga seperti ini. Seorang anak yang hatinya hampa karena tidak memiliki sahabat didekatnya terlebih iapun tidak percaya bahwa ada Tuhan dalam hidup ini. Dalam jalan-jalan hidupnya, pada suatu hari ia bertemu dengan seorang LGBT. Kemudian sikawan ini diperkenalkan lagi oleh teman anehnya kepada suatu komunitas entah berantah yang semuanya adalah kaum lesbian/ gay. Karena komunitas yang satu ini begitu mensuport dan mendukungnya oleh karena itu berangsur-angsur (mungkin saja tanpa ia sadari) diapun berubah menjadi seorang gay/ lesbian.

•  Karena mereka dibully dan menghidupi julukan tersebut

Kemungkinan mereka juga telah disakiti oleh orang-orang yang berada disekitarnya. Teman-temannya mungkin hanya bercanda lalu mengatai dia sebagai ini itu, semacam bully yang mendefenisikan siapa kamu padahal itu sesungguhnya hanyalah bagian dari tipuan dan trik belaka. Biar bagaimanapun juga, kita harus punya prinsip saat menjalani hidup ini, jangan sampai hembusan angin sepoi-sepoi saja dapat membuatmu terbang terbawa arus entah-berantah yang melemahkan hati.

Ada kecenderungan mereka yang masih kanak-kanak/muda/belum memiliki pengalaman yang banyak/luas tentang  bagaimana cara menghadapi penistaan/pelecehan tersebut. Apakah harus dilawan dengan argumen yang sama (bully yang sama), diabaikan atau dihidupi sama sekali. Bila orang yang diejek putus asa terhadap hinaan tersebut maka ada kecenderungan ia hidup dan besar menjadi seperti apa julukannya dahulu : “homo/lesbian”.

Dosa itu bukan perbedaan

Perbedaan ada batasnya. Antara kejahatan dan kebaikan juga bisa dikatakan sebagai suatu perbedaan yang bila dipaksakan untuk disandingkan dan diterima apa adanya nicaya akan mengacaukan kehidupan bermasyarakat. Manusia berbuat baik tetapi disisi lain merekapun berbuat curang, bukankah ini sama saja dengan kemunafikan? Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menganut sistem perbedaan yang wajar. Bila bedanya terlalu kontras maka hal ini lebih cenderung dinamakan sebagai perbuatan menyimpang.

  Alasan mengapa seseorang memilih untuk menjadi gay dan lesbian

Kami sendiripun masih terheran-heran, mengapakah seseorang harus menjadi gay/ lesbian hanya demi bermasturbasi belaka? Apakah sikawan ini tidak punya tangan sehingga ia membutuhkan tangan orang lain untuk merangsangnya? Perlu kita klarivikasi bahwa apa yang dilakukan oleh LGBT hanyalah sebuah fantasi seksual (onani otak) yang berlebihan dimana mereka sama sekali tidak melakukan hubungan intim melainkan hanya bermasturbasi bersama rekannya.

Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi seorang anak muda sehingga memilih untuk hidup dalam kelainan seksual. Pada dasarnya semua faktor ini saling berhubungan satu sama lain yang secara perlahan-lahan mengubah seseorang menjadi lesbi dan gay.

• Tidak percaya Tuhan – pikiran kosong.

Tuhan jelas tempatnya di hati seseorang. Artinya, bila seseorang tidak memiliki Tuhan jelaslah sudah bahwa ada banyak momen yang dilaluinya dimana pikirannya dalam keadaan kosong. Bila pikiran menjadi kosong maka ada kecenderungan mudah tersulut hawa nafsu sesat baik yang berasal dari dalam diri sendiri maupun yang berasal dari luar (informasi dari lingkungan/ rangasangan ekternal). Mengapa manusia sering kehilangan pikirannya (akal sehat/ logika)? Karena hatinya hampa sehingga membuat pengendalian emosi rendah.

• Keluarga yang tidak memiliki pendirian, terlalu memberi kebebasan kepada anaknya.

Setiap keluarga harus menentukan sejak dini, apakah mereka hendak mendukung kaum LGBT atau tidak. Sebab keadaan ini sangat berpengaruh terhadap jawaban yang diberikan orang tua saat anak bertanya tentang “apakah yang dimaksud dengan gay/ lesbian?”. Bila orang tua cenderung menjawab dengan memberi toleransi (tidak tegas) terhadap pertanyaan anak maka dimasa depan ada kemungkinan anak tersebut merasa tidak masalah saat dirinya memilih untuk menjadi gay/ lesbian (toh orang tua dahulu mendukungnya).

• Trauma masa lalu yang buruk terhadap lawan jenis (orang tua, kerabat dan yang lainnya).

Seorang anak bisa saja memiliki dendam pribadi kepada orang tua perempuan atau orang tua laki-laki. Ini didapatkan karena mereka memperlakukan/ sering bersikap kasar terhadap anaknya sendiri. Bila seorang anak tidak mampu memaafkan masa lalunya maka ada kecenderungan ia mendendam sekaligus takut kepada seseorang berjenis kelamin tertentu. Keadaan ini juga dipengaruhi oleh perlakuan yang kasar dari kebanyakan temannya berjenis kelamin tertentu.

Misalnya saja, seorang anak perempuan terus dimarahi oleh ayahnya sejak ia masih kecil. Bahkan terkadang iapun mendapat perlakuan kasar dari sang ayah. Akan tetapi, ibunya sangat lembut kepadanya dan iapun sangat menyayangi ibunya. Ketika dia sudah besar, di sekolah/di kampus diapun sering mendapat perlakuan kasar (cemooh atau hinaan) dari teman-temannya laki-laki. Apabila anak perempuan ini tidak dapat memaafkan ayah dan teman-temannya laki-laki yang dahulu sempat membuat hatinya terasa pahit niscaya kedepannya ia tidak mau lagi menggauli laki-laki melainkan lebih doyan sama wanita lain (sesama jenis – lesbian).

• Otak yang kurang cerdas.

Bila seseorang tidak memiliki IQ, tidak bisa berpikir, logika kurang maka ada kecenderungan orang semacam ini akan dengan mudah dipreteli oleh orang lain.Disuruh ngapa-ngapain mau aja! Saat diapun terpapar oleh konten pornografi sesama jenis maka tanpa rasa malu iapun menirukan hal tersebut. Bahkan bisa dikatakan bahwa orang yang tidak cerdas semacam ini akan memiliki kelainan seksual yang lebih parah lagi, misalnya pedofil. Ini dikarenakan karena mereka tidak mampu berpikir panjang dan menimbang-nimbang kehidupannya, terlebih ketika iapun tidak percaya tentang adanya Tuhan.

• Ejekan yang terus-menerus diterima sejak usia dini.

Saat sejak dari kecil seorang akan dijuluki sebagai homo/tomboy/bencong dan lain sebagainya maka secara tidak langsung kata-kata ini akan menyerang mental dan kepribadiannya. Sekalipun hal ini berupa tekanan tetapi bisa saja bertransformasi menjadi sebuah sugesti terlebih ketika faktor lainnya mendukung. Keadaan ini akan semakin parah saja ketika anak tersebut tidak kuat hati/ tidak tabah/tidak tegar menghadapi semua cobaan itu. Tentu saja karena dipengaruhi oleh faktor penyebab lainnya maka iapun putus asa lalu memilih untuk menikmati saja hinaan tersebut sembari menghidupinya (menjadi homo atau lesbian).

• Kekaguman yang berlebihan kepada orang lain.

Kita bisa saja kagum kepada seseorang tetapi ingat jugalah bahwa ada batas-batas yang memisahkannya dari perilaku menyimpang. Kami juga kagum kepada orang-orang tertentu yang entah berantah dilaporkan oleh media tapi bukan dalam arti kita bisa memperlakukannya sesuka hati (menganggap dia sebagai kekasih sesama jenis). Oleh karena itu, kita harus tahu batas jugalah, hindari sikap berlebihan yang cenderung memperlakukan sesama secara tidak manusiawi.

• Hidup bergaul dengan orang-orang yang memiliki kelainan seksual (LGBT)

Kita bisa bergaul dengan siapa saja. Dahulu ketika kami masih kuliah, beberapa  teman gay juga mendekat/merapat. Tapi kita tidak menjauhi mereka (malahan dekat-dekatan) melainkan biasa ajalalah. Masalahnya adalah bila diri ini terlalu sering bersama dan cenderung lemah prinsip hidupnya maka besar kemungkinan menjadi terpengaruh. Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik tetapi bukan dalam arti kita menjauhi orang-orang semacam ini. Bagaimana mungkin kita dapat mengubah mereka jika kita tidak dekat dengannya?

• Ingin di akui oleh orang lain (populer dan dipuji juga).

Mereka yang memiliki hasrat yang tinggi terhadap pengakuan bisa saja menempuh jalan yang bengkok untuk mencapai tujuan tersebut. Ketika pengakuan, pujian dan popularitas telah membius dan menghipnotis kita maka segala cara akan ditempuh untuk meraihnya. Kemungkinan besar baginya menjadi lesbian ataupun gay tidak masalah agar orang lain mengakui keberadaannya, memujinya dan mempopulerkannya juga. Keadaan semacam ini akan semakin melemahkannya terlebih ketika ada komunitas tertentu yang memfasilitasi kemampuannya sehingga diakui dan dipuji orang.

• Doyan membaca cerita hot dan konten pornografi lainnya.

Ada banyak konten mesum di luar sana. Tidak begitu masalah jika anda pernah melihat, mendownload bahkan mengoleksinya juga. Kamipun dahulu demikian, tetapi yang lebih penting di atas semuanya itu adalah “pilihan/keputusanmu selanjutnya“. Yang lebih penting adalah kedepannya anda harus lebih komitmen untuk berhenti, melewati, membatalkan bahkan menghapusnya dari gadget/ PC/ laptop yang dimiliki saat ini. Juga termasuk dalam hal ini adalah melupakannya (mengabaikan kenangan tentang itu di masa lalu).

Video bokep yang ditonton secara tidak langsung mensugesti anda untuk melakukan hal yang sama. Andapun berjalan-jalan di lorong kota dan tidak menemukan apa yang sedang dicari. Kekecewaan yang tidak tertahankan ini membuat beberapa orang kehilangan akal sehatnya. Akhirnya, tuntutan otaknya untuk mempraktekkan apa yang sudah dilihat sangat besar sehingga sesama jenispun dihajarnya habis-habisan.

• Faktor ekonomi yang bersangkutan.

Hal yang semacam ini banyak dialami oleh teman kami dahulu. Saat seorang homo yang kaya raya mencari mangsanya maka ia akan menentukan target, berbaik hati kepada orang tersebut, mencuri kepercayaannya lalu meminta kepada korbannya untuk menjadi pasangan baik secara lembut maupun secara kasar (memaksakan kehendak), baik secara terang-terangan maupun secara diam-diam.

Dari sinilah banyak orang terjebak untuk menjadi gay, biseksual, lesbian dan transeksual karena uang di lahan ini cukup menjanjikan. Pemerintah yang kurang mau peduli dengan makin tingginya angka pengangguran cenderung semakin menambah jumlah mereka.

• Pengaruh kapitalisme.

Para kapitalis yang bawaannya serakah dalam hal seksual akan mendorong banyak orang menjadi lesbian atau homo. Dana yang besar di tangan akan dijadikan sebagai alat untuk memancing orang lain untuk menjadi serakah seksual seperti dirinya. Keadaan ini turut di dukung oleh karena banyaknya diantara rakyat yang masih hidup dalam kekurangan bahkan kemiskinan. Jadi oknum borjuis ini akan memanfaatkan orang-orang yang ekonominya lemah untuk dijadikan budak seks LGBT. Lagipula dengan dana besar yang ada di tangan mereka bisa mendanai berbagai-bagai acara yang diselenggarakan oleh kaum ini baik secara pribadi maupun secara organisasi.

• Memang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu yang sesat.

Bila hasrat seseorang berada di luar kendalinya maka sikapnya ke depan tidak lagi menunjukkan tanda-tanda kemanusiawian melainkan melampiaskannya kepada siapapun dan apapun. Hasrat seksual yang tinggi namun kenyataan di lapangan tidak ada lawan jenis maka katanya dalam hati “nggak ada akar, rotanpun jadilah“. Saat teman sejenis (laki sama laki atau cewek sama cewek) disampingnya maka tidak mau lagi menyia-nyiakan kesempatan itu. Mengendalikan hawa nafsu adalah lebih penting untuk masa depan yang lebih menjanjikan. Lemah terhadapnya dapat membuatmu tersandung bahkan terperosok masuk ke dalam jurang yang dalam.

• Eksploitasi seksual yang berlebihan.

Masalah seksual yang terlalu diekspose pada akhirnya membuat seseorang menjadi jenuh. Kemudian ia berpikiran untuk mencoba-coba hal-hal baru: muncullah di kepala untuk melakukannya dengan orang-orang yang memiliki kelainan seksualitas misalnya gay dan lesbian. Perilaku cari sensasi yang berlebihan semacam ini secara tidak langsung tetapi bertahap akan mengubah seseorang menjadi LGBT (lesbian, gay/homoseksual, biseksual, transgender).

• Karena penyakit tertentu yang melemahkan syahwat.

Alat vital yang tidak on juga bisa saja membuat seseorang menjadi LGBT. Mereka memiliki penyakit metabolis (penyakit gula, kolesterol, darah tinggi dan lainnya) sehingga kurang semangat saat melakukan hubungan badan dengan lawan jenis (untuk menyembunyikan kelemahannya). Pada akhirnya, pergaulan yang buruk semacam ini akan mendorong seseorang untuk menyukai teman penyuka sesama jenis.

Karena tidak mampu melakukan senggama dengan lawan jenis (lemah syahwat) maka iapun mencari pelarian sekaligus mencari sensasi untuk menikmati seks dengan sesama jenis.

• Tidak pernah disentuh sehingga sangat mudah terangsang.

Orang yang tidak pernah disentuh baik oleh orang lain maupun oleh diri sendiri maka suatu saat ketika ia pertama kali disentuh oleh orang lain cenderung menganggap orang tersebut sebagai kekasih hatinya sekalipun termasuk kaum lesbian/gay. Oleh karena itu, setiap orang alangkah lebih baik jikalau mulai menyentuh, meraba dan memeras bagian-bagian tertentu yang sensitif dalam tubuhnya. Agar jika bagian tersebut secara tidak sengaja tersentuh oleh orang lain maka tidak muncul perasaan yang aneh-aneh.

Bersama sahabat berdua-duaan di dalam kamar yang sangat lama.

Memiliki sahabat itu memang bagus ya, kami sendiri menyarankan agar anda memilikinya satu, dua, tiga orang atau lebih. Tetapi salah juga kalau anda menghabiskan waktu satu harian penuh bersama sahabatmu di tempat sepi. Jelas kebiasaan ini tidak sehat, anda harus memiliki aktivitas positif yang dilakukan sendiri-sendiri. Jangan terus menerus bergantung kepada sahabat anda tetapi jadilah mandiri.

Ketemu dengan sahabat sesekali itu normal tetapi menghabiskan seluruh waktu dengan mereka akan mendorong penyatuan emosi, seolah-olah kalian saling mengerti sedangkan orang lain tidak. Terlebih ketika ada beberapa masalah yang terjadi, curhat ke mereka tentang persoalan yang dihadapi memang baik. Tetapi saat anda terlalu ketergantungan dengan keberadaan sahabatmu, itu tidak sehat (mendorong kalian berdua terlibat dalam perilaku menyukai sesama jenis). Ada waktu dimana anda harus belajar mandiri menanggung rasa sakit itu sendiri agar menjadi pribadi yang lebih tabah-sabar dalam menjalani hidup.

Sebaiknya jika hendak bertemu dengan sahabat, lakukanlah di tempat-tempat umum dimana banyak orang yang mengawasi agar perilaku yang aneh-aneh tidak terjadi. Menghabiskan waktu berdua dengan sahabat di dalam kamar (rumah) seharian penuh jelas beresiko membuat anda terlibat dalam perbuatan mesum (menyukai sesama jenis) dan perbuatan menyimpang lainnya.

Jangan punya sahabat cuma satu tetapi bersahabatlah dengan banyak orang bahkan bila perlu semua orang adalah sahabatmu.

 Sudah terbiasa jadi terbawa-bawa.

Mereka mungkin pertama-tama hanyalah mencoba-coba saja. Tetapi karena mereka terus-menerus mengulang-ngulang hal tersebut maka menjadi kebiasaan. Apabila kebiasaan buruk ini terus berlanjut untuk dilakukan maka suatu saat kelak akan mendarah daging sampai tidak bisa lagi/tidak mungkin dapat ditinggalkan sama sekali.

Menjadi seorang perempuan yang tomboy dan laki-laki yang agak kemayu bukan masalah besar. Inilah yang namanya bawaan dari lahir karena kelebihan hormon ini dan itu. Keadaan ini hanya berhubungan dengan gaya seseorang dalam bersikap. Keadaan ini jelas tidak ada hubungannya dengan orientasi seksual seseorang terkecuali jikalau sikawan ini termakan bully lalu menghidupi julukan yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, setiap anak:

 (1) harus tabah terhadap penghinaan yang diberikan kepadanya,

(2) terima hal itu apa adanya lalu 

(3) mohon kekuatan kepada Tuhan untuk menjalaninya dan tidak lupa juga untuk 

(4) senantiasa memfokuskan pikiran kepada hal-hal yang positif. Kemudian satu hal lagi yang harus anda ingat sebagai seorang cewek tomboy dan cowok yang agak kemayu adalah 

(5) hilangkan dendam di dalam hatimu bahkan maafkan orang-orang tersebut.

Kami sebagai orang normal tetap masih merasakan betapa beratnya hidup di dunia ini terlebih lagi kaum LGBT di luar sana. Sadarilah bahwa menjadi gay dan lesbian adalah pilihan yang salah untuk hidup. Tidak tertutup kemungkinan seseorang menjadi homoseksual karena unsur ketidaksengajaan alias hasil coba-coba. Pada akhirnya iapun menjalani, menikmati dan menghidupinya sehingga menjadi terbiasa yang lama kelamaan akan berubah menjadi mendarah daging dan sulit untuk ditinggalkan.

Di atas semuanya itu ada pepatah yang mengatakan “dimana ada niat maka disitu ada jalan“. Jangan berpikir “terlanjur basah ya sudah basah sekali” sebab kesempatan untuk berubah terbentang luar di depan. Oleh karena itu, jangan menjauhi apa lagi menolak orang-orang seperti ini melainkan sebisa mungkin selamatkanlah mereka agar segera bertobat dan meninggalkan kebiasaan buruknya tersebut. Kami harap anda tidak memaksakan kehendak melainkan biarkan mereka menentukan pilihan hidupnya dari sekarang untuk masa depan yang lebih baik.

Salam dinormalkan saja! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar